Kelebihan berinteraksi dengan orang lain menyebabkan kelelahan bagi seseorang dengan kepribadian introver. Mereka pun mengalami
Introvert Hangover.
Introvert Hangover adalah sebuah kondisi di mana introver merasakan efek kelelahan akibat interaksi sosial. Kelelahan ini tidak hanya memengaruhi fisik tetapi juga mental. Penelitian menunjukkan kalau semua orang memang pernah merasa terkuras energinya ketika berinteraksi sosial, termasuk ekstrover.
Introvert Hangover, sesuai namanya, dialami oleh orang dengan kepribadian introver. Menurut psikolog klinis Micahel Alcee, Ph.D, introver secara umum dapat didefinisikan sebagai kepribadian yang membutuhkan keseimbangan antara jumlah interaksi sosial serta pasokan dan koneksi rutin ke energi dalam diri (inner energy). Apabila seorang introver tidak bisa mewujudkan keseimbangan tersebut, ia akan merasa lelah dan tak berdaya. Kondisi tersebut sedikit banyak menjelaskan perasaan yang dialami oleh mereka yang mengalami Introvert Hangover.
Sendy yang subur sabar ini juga pernah merasakan Introvert Hangover, salah satunya ketika waktu itu Sendy sedang mengikuti acara sebut saja gathering dari sekolah. Ya, yang namanya gathering pasti tidak akan pernah luput dari rangkaian-rangkaian acara yang sangat menguras energi. Khususnya untuk Sendy yang introver.
Karena rangkaian acara yang sangat padat, Sendy kehilangan sesuatu hal yang sangat penting, yaitu mengisi daya baterai supaya bisa tetap berenergi untuk mengikuti alur jalan pikiran yang rumit. Akibatnya Sendy menjadi merasa pusing, sakit kepala, tidak enak badan, khawatir, lelah yang luar biasa dan lain-lain, intinya sangat butuh waktu untuk sendiri.
Pernah juga saat mengerjakan tugas di kafe yang sepi, tetapi tiba-tiba ada orang-orang ramai berkerumun. Sendy bisa tiba-tiba merasa takut dan ingin pulang.
Hal itu bisa terjadi karena ambang batas hormon dopamin orang introver lebih rendah dibandingkan orang extrover. Yang mengakibatkan kelelahan jika berada di keramaian dalam waktu yang lama.
Hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi ketika terjadi Introvert Hangover ini menurut Elite Daily adalah dengan melakukan aktivitas seperti meditasi, membaca buku, bertemu kawan terdekat, berolahraga, dan memajukan jam tidur lebih awal.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah 10 tanda-tanda bahwa kita mengalami introvert hangover:
1. Sulit membuat keputusan
Sekalipun disodorkan pilihan yang mudah, kita akan tetap kesulitan untuk mengambil sebuah keputusan. Saat menghadapi masalah yang lebih besar, kita cenderung mengulang masalah tersebut berkali-kali di dalam kepala kita sampai kita sendiri merasa gusar.
Karena kelelahan tersebut, informasi yang berusaha kita tangkap untuk menentukan keputusan pun sulit diterima oleh pikiran kita sendiri.
2. Muncul keinginan untuk menyendiri
Saat kita dilanda Introvert Hangover, hal yang paling kita inginkan adalah menyendiri. Menghabiskan me-time untuk mengistirahatkan diri dan mengisi kembali energi dengan melakukan hal-hal sederhana. Seperti berguling-guling tiduran di kasur sembari membaca buku, nonton tv, atau mendengarkan lagu.
3. Tidak enak badan, sakit kepala dan perut
Pernahkah kamu sampai mengalami ini? Biasanya introver yang kelelahan (parah) secara sosial merasa tidak enak badan. Seperti, pusing, pegal linu, atau sakit perut/sembelit.
4. Kita merasa depresi
Beberapa introver saat mengalami ini, mereka merasa tersedot dalam pemikiran-pemikiran negatif atau bahkan depresi. Hal itu pun menuntunnya menjadi cenderung pesimis dan sinis terhadap hidup yang dijalani.
5. Sulit diajak ngobrol basa-basi
Kala ngobrol bareng teman-temanmu pun kita seolah-olah kehilangan minat untuk hanya sekedar basa-basi. Kita menginginkan pembicaraan dengan topik yang dalam dan tentunya penuh makna.
6. Sulit berpikir jernih
Karena otak kita yang sudah sangat lelah, kita pun cenderung lamban memproses segala hal. Kita yang biasanya dengan mudah mengingat detail, malah jadi sulit mengingatnya.
7. Kita (benar-benar) lelah
Tidak hanya sisi dalam (jiwa) kita yang merasa lelah, bahkan fisik kita pun juga. Seolah-olah kita kehilangan begitu banyak energi saat berinteraksi sosial seharian penuh. Yang kita inginkan saat sampai rumah hanyalah merebahkan badan dan langsung tidur.
8. Merasa cemas
Kondisi Introvert Hangover bisa membuat kita jadi cemas ketika berinteraksi sosial. Bahkan bisa jadi sangat cemas, panik, dan gugup. Kita cenderung khawatir kalau orang lain bakal melontarkan kata-kata pedas atau dihakimi secara negatif oleh orang lain. Keadaan itu pun membuat kita menjadi tidak betah berlama-lama di sekeliling interaksi sosial.
9. Tidak fokus dan tenggelam dalam imaginasi
Sulit bagi kita untuk fokus dengan situasi sekitar saat dilanda Introvert Hangover. Kita tidak benar-benar mendengarkan apa yang diutarakan lawan bicara kita. Pikiran kita seolah-olah berkelana kesana-kemari, thinking about nothing. Atau malah tenggelam dalam imajinasi yang di luar nalar tentang alam semesta, mungkin.
10. Mudah tersinggung
Teman-teman kita wajib berhati-hati nih sepertinya. Dalam kondisi ini, kita bisa bersikap benar-benar menyebalkan bagi mereka. Seperti mudah berkata sarkas, menyinggung, dan cenderung menaikkan nada bicara. Kita pun juga jadi mudah (sangat) tersinggung dengan gangguan-gangguan kecil.
Saat kita mengalami Introvert Hangover, cara ampuh yang bisa kita lakukan adalah menghabiskan waktu sendirian atau bersama orang terdekat bisa menjadi jawabannya. Dr. Arnie Kozak dalam
The Awakened Introvert (2015) mengatakan ada tiga tipe aktivitas yang bisa dilakukan untuk mengembalikan energi dan semangat. Ketiga kegiatan ini dibedakan berdasarkan banyaknya perhatian yang dibutuhkan. Pertama, seseorang dapat mencoba aktivitas yang berorientasi pada tujuan (
goal-directed activity). Kozak mengatakan bahwa kegiatan seperti membaca sebuah buku adalah contoh dari aktivitas yang berorientasi pada tujuan.
Kedua, kegiatan yang tak memiliki tujuan pun dapat dilakukan untuk menghilangkan Introvert Hangover. Contoh aktivitas ini adalah tidur, bermalas-malasan, dan berselancar (browsing) di internet. Kegiatan ini menurut Kozak dapat membuat tubuh menjadi rileks dan tenang. Ketiga, seseorang bisa melakukan aktivitas komtemplatif seperti yoga, meditasi, atau menulis jurnal pribadi.